Musa Dan Yesus Kristus

 

Ada beberapa persamaan antara TUHAN YESUS dan Musa. Namun bukan berarti keduanya identik. Di samping persamaan, ada pula hal yang membedakan antara YESUS yang adalah ANAK ALLAH dan Musa yang hanyalah manusia biasa.musa

Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu YESUS, yang setia kepada DIA yang telah menetapkan-NYA, sebagaimana Musapun setia dalam segenap rumah-NYA. Sebab IA dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya. IBRANI 3 : 1 – 3

Surat ini ditujukan kepada saudara-saudara yang kudus, artinya orang-orang Ibrani yang telah percaya kepada TUHAN YESUS. Masih banyak orang Ibrani yang masih berpaut kepada Hukum Taurat dan memandang Musa adalah pemimpin terbesar. Karena itu Paulus merasa perlu menjelaskan bahwa YESUS lebih besar dari pada Musa. Ia mengawalinya dengan mengatakan bahwa YESUS adalah seorang Rasul dan Imam Besar.

Sebagai Rasul, IA diutus untuk memberitakan Injil, sedangkan sebagai Imam, IA memiliki tugas untuk mempersembahkan korban, yakni mencurahkan darah-NYA sendiri untuk menebus manusia.

Musa dan YESUS memiliki kesamaan. Salah satu persamaan yang dimiliki oleh YESUS dan Musa yaitu keduanya adalah Rasul yang setia. Namun di samping persamaan, ada perbedaan yang dimiliki Musa sebagai manusia biasa dan YESUS yang adalah ANAK ALLAH. Musa setia dalam segenap rumah-NYA, begitu pula YESUS setia kepada BAPA yang mengutus-NYA. Kesamaan dan perbedaan YESUS dan Musa dapat kita pelajari dan perbandingkan dari pekerjaan yang dilakukan baik oleh YESUS maupun oleh Musa.

Keluaran 2: 6 – 10 menceritakan episode Musa diadopsi oleh puteri Firaun yang membawanya tinggal di istana lengkap dengan segala fasilitas dan kemewahannya. Namun sekalipun Musa tinggal di Istana, dia tetap merasa dirinya adalah seorang  Yahudi (Israel) tulen. Pendidikan iman yang ketat dari kedua orang tuanya sebelum tinggal di istana Mesir membuat Musa tetap menyadari jati dirinya sebagai seorang Ibrani atau Yahudi. Sebagai bangsa Israel, Musa rela meninggalkan istana Firaun, karena pandangannya ia arahkan jauh ke depan, yakni Kerajaan Sorga, yang hanya ada di dalam ALLAH yang hidup.

Jadi sekarang, pergilah, AKU mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-KU, orang Israel, keluar dari Mesir.” KELUARAN 3 : 10

Pengutusan ALLAH terhadap Musa terjadi bukan di kala Musa sedang menikmati segala kemewahan negeri Mesir. Pengutusan itu terjadi saat Musa telah terlebih dahulu meninggalkan istana Firaun. Ini berarti untuk menjadi seorang utusan KRISTUS (Rasul), kita tidak boleh hidup secara duniawi, melainkan wajib meninggalkan keduniawiaan atau pola hidup dunia ini. Hal ini terbukti dalam kehidupan Musa. Setelah ia meninggalkan Mesir, di padang gurun yang tandus ia bertemu dengan TUHAN melalui melihat penglihatan nyala api di tengah-tengah semak belukar yang tidak tebakar. Di satu sisi, hati Musa bersukacita. Namun di sisi lain, Musa sadar akan keberadaan dirinya sehingga berkata “Siapakah aku ini, sehingga mampu memandang wajah ALLAH?” Itu sebabnya Musa ketakutan. Bukan hanya memperoleh kehormatan memandang wajah ALLAH; ia bahkan diutus sebagai Rasul TUHAN untuk membawa umat Israel keluar dari penindasan di Mesir.

Kendati Musa memiliki jabatan yang sama dengan YESUS, yaitu sebagai rasul, namun ada perbedaan  di antara keduanya. Selain sebagai Rasul, YESUS KRISTUS juga seorang Imam Besar, sedangkan Musa tidak memiliki jabatan tersebut; jabatan Imam Besar berada di tangan Harun. Jadi dua jabatan Rasul dan Imam Besar dijabat sekaligus oleh YESUS. Ini berarti IA lebih besar dari Musa dan Harun. Bukan hanya itu saja, Imam Besar Harun membawa korban berupa darah domba, sedangkan YESUS sebagai Imam Besar membawa diri-NYA sendiri sebagai korban yang sempurna.

Pekerjaan besar yang dilakukan oleh TUHAN YESUS dan Musa adalah membebaskan dari perbudakan. Musa mendapatkan tugas dari TUHAN untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir dan membebaskan mereka dari penindasan ke suatu tempat yang berlimpah dengan susu dan madunya. Hal ini menggambarkan tentang pekerjaan YESUS yang membawa kita keluar dari tempat tinggal yang gelap. Orang yang keluar dari tempat yang gelap dan yang dipimpin oleh YESUS  akan mengalami banyak berkat dan hidup  dalam kelimpahan susu dan madu, seperti yang tertulis di dalam Yohanes 10:10.  Bukan berarti setiap orang Kristen harus kaya. Tetapi setiap orang Kristen pasti akan hidup dalam kecukupan dan tidak dalam kekurangan, karena DIA yang membawa kita keluar dari tempat gelap lebih besar dari pada Musa.

dan supaya dengan jalan demikian IA membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. IBRANI 2 : 15

Musa hanya mampu membawa keluar bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir, namun tidak mampu membawa masuk ke tanah perjanjian. Kepemimpinannya dilanjutkan oleh Yosua. Musa membebaskan bangsa Israel dari cengkeraman Firaun hanyalah secara lahiriah saja. Sedangkan YESUS, membawa keluar semua manusia dari segala bangsa (tidak terbatas pada bangsa Israel saja) yang mau percaya kepada-NYA dari cengkeraman maut untuk masuk dalam kehidupan kekal di dalam Sorga. Karya agung YESUS KRISTUS ini tentunya jauh melebihi karya Musa.

Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang IA katakan: “Sehingga AKU bersumpah dalam murka-KU: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-KU,” sekalipun pekerjaan-NYA sudah selesai sejak dunia dijadikan. 9 Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat ALLAH. IBRANI  4 : 3

Untuk dapat masuk ke tempat perhentian, yakni kerajaan Sorga, kita harus mau berjalan bersama dengan YESUS. Di satu pihak, YESUS telah membuka jalan ke Sorga, namun di lain pihak kita harus mau dituntun TUHAN untuk berjalan mengikuti DIA hingga masuk ke hari perhentian  yang telah disediakan oleh ALLAH. Jadi sekalipun YESUS telah mengerjakan semua pekerjaan-NYA yakni menebus dosa kita di kayu salib, tetapi jika kita tidak beriman kepada-NYA, maka kita tidak akan pernah dapat masuk ke Sorga.

Banyak orang Kristen yang memiliki pola pikir, “YESUS telah mati di atas kayu salib, maka aku selamat.” Ini hanya setengah benar. Yang seratus persen benar adalah “YESUS mati di atas kayu salib dan aku selamat karena aku percaya kepada DIA”. Bagian “percaya kepada DIA” merupakan hal penting yang sama sekali tidak boleh diabaikan. Dengan mengabaikannya, maka banyak di antara mereka yang beranggapan, asal rajin ke gereja saja sudah cukup. Bahkan tidak jarang dari antara mereka yang tertidur di saat Firman TUHAN diberitakan. Ini adalah suatu pola pikir dan sikap yang keliru.

Percaya kepada YESUS harus disertai dengan tindakan. Jadi yang menyelamatkan kita adalah kita percaya kepada kematian dan kebangkitan TUHAN. YESUS telah mati di atas kayu salib untuk kita, sedangkan bagian yang harus kita lakukan adalah percaya atau beriman kepada-NYA.

Suatu ketika kita ingin pergi ke suatu pulau kecil yang hanya dapat dijangkau dengan pesawat yang berkapasitas empat orang. Setibanya di bandara, kita dipersilakan naik pesawat tersebut. Pilot pesawat tersebut bertanya, apakah kita percaya, bahwa pesawat tersebut dapat mengantar kita ke tujuan. Dengan mantap kita berkata: “Saya percaya!” Namun kita sama sekali tidak mau naik dan terbang dengan pesawat tersebut. Hal seperti ini tidak dapat dikatakan percaya. Sebab jika kita benar-benar percaya, bahwa pesawat itu mampu membawa kita ke tempat tujuan, maka tanpa ragu kita akan masuk ke dalam pesawat tersebut dan terbang bersama-sama dengan sang pilot.
yesus-dibela-oleh-nikodemusJika kita mengaku percaya kepada TUHAN YESUS dan ingin menerima hidup kekal, tetapi tidak mau ikut berjalan bersama TUHAN dan tidak mau bertindak sesuai dengan Firman-NYA, hal ini tidak mungkin terjadi. Kita harus mau berjalan bersama dengan TUHAN di dalam kuasa kebangkitan-NYA sehingga masuk ke dalam Kerajaan Surga. Orang yang percaya kepada YESUS adalah orang yang hidupnya sesuai dengan Firman TUHAN. Sebab kata “percaya” tidak hanya mencakup percaya kepada Firman TUHAN, tetapi juga ketaatan untuk menuruti Firman-NYA.

Sebab IA dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya. Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah ALLAH. IBRANI 3 : 3 – 4

Mana yang lebih agung dan layak dihormati: rumah yang megah atau ahli bangunan yang membangun rumah tersebut? Tentu sang ahli bangunan. Mengapa demikian? Sebab dibalik kemegahan rumah yang dibangun, ada tangan sang ahli bangunan yang berperan menentukan rancangan dan pembangunan gedung tersebut. Begitu juga dengan YESUS. IA lebih besar dari Musa, sebab Musa  adalah ciptaan ALLAH.

Orang-orang yang beriman atau percaya kepada TUHAN adalah rumah yang dibangun oleh ALLAH di mana ROH ALLAH diam di dalamnya. Musa dan juga orang-orang percaya lainnya adalah rumah atau bangunan ALLAH. Tanpa bermaksud merendahkan sang pemimpin besar Israel ini, Musa hanyalah “karya arsitektur” Sang Maha Pencipta.

Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait ROH KUDUS yang diam di dalam kamu, ROH KUDUS yang kamu peroleh dari ALLAH, —dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah ALLAH dengan tubuhmu! 1 KORINTUS 6 : 19 – 20

Dalam suratnya kepada jemaat Korintus, kita menemukan penjelasan lain dari Paulus, bahwa kita adalah bait (rumah) ROH KUDUS. YESUS telah membayar agar kita menjadi bait-NYA  dengan darah-NYA yang mahal. Dan sebagai tanda, bahwa kita kepunyaan-NYA adalah Roh ALLAH yang diam di dalam kita.

Oleh karena itu siapapun juga dia: Musa, ataupun tokoh-tokoh besar lainnya di dalam Alkitab, ia tidak akan lebih besar dari ALLAH karena mereka semua milik YESUS. Sejak jaman YESUS melayani hingga saat ini bangsa Israel masih mengagungkan Musa. Buktinya pada peristiwa YESUS mencelikkan orang yang buta sejak lahir, terjadi perdebatan antara orang-orang  dengan orang yang disembuhkan oleh YESUS itu. Orang yang tadinya buta itu bersaksi, bahwa YESUS adalah nabi dan apakah orang-orang Farisi itu mau menjadi murid YESUS. Namun orang Farisi menolak mentah-mentah dan dengan arogan mengatakan bahwa mereka adalah murid Musa.  Padahal Musa hanyalah ciptaan ALLAH yang juga menerima penebusan dari ALLAH melalui YESUS KRISTUS.

Berbahagialah kita, sebab kita tidak seperti orang-orang Yahudi yang mengagungkan Musa, tetapi mengagungkan Sang Jurusselamat YESUS KRISTUS. Namun sungguh sayang. Jika kita amati perkembangan gereja saat ini, banyak gereja yang membanggakan “merk” gereja dari pada mengagungkan YESUS. Masing-masing gereja mengatakan bahwa gerejanya paling suci dibandingkan gereja lain. Hal seperti ini merupakan pola pikir yang keliru.

Pertanyaannya adalah apakah organisasi gereja atau Musa yang membawa kita masuk ke dalam Surga? Tidak. Yang harus kita sadari adalah menjalankan ajaran YESUS KRISTUS yang membawa keselamatan bagi orang percaya, bukan membanggakan merk gereja tertentu.

Dan Musa memang setia dalam segenap rumah ALLAH sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, tetapi KRISTUS setia sebagai ANAK yang mengepalai rumah-NYA dan rumah-NYA ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan. IBRANI 3 : 5 – 6

Musa adalah seorang yang setia; Alkitab menyatakannya demikian. Namun tidak dapat dipungkiri, kesetiaan Musa terputus di tengah jalan. Suatu kali ketika bangsa Israel berada di padang gurun dan tidak ada air di sana, TUHAN memerintahkan Musa untuk memukul bukit batu yang akan memberi mereka air. Namun karena marahnya yang memuncak terhadap umat Israel yang selalu menyalahkannya, Musa tidak tunduk kepada ALLAH. Ia memukul bukit batu  itu dua kali. Akibatnya Musa  tidak dapat masuk ke tanah Kanaan. Batu berbicara tentang YESUS yang dipukul atau disalib. Memukul batu dua kali berarti menyalibkan YESUS dua kali. Dari peristiwa ini TUHAN ingin menunjukkan bahwa sekalipun Musa sangat setia kepada ALLAH, namun sebagai manusia biasa, ia masih bisa melanggar apa yang telah diperintahkan oleh TUHAN.

Kualitas kesetiaan KRISTUS jauh lebih tinggi dari kesetiaan Musa yang tidak langgeng. Sebagai ANAK ALLAH, kesetiaan KRISTUS teruji sampai mati di atas kayu salib.

 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam KRISTUS YESUS, yang walaupun dalam rupa ALLAH, tidak menganggap kesetaraan dengan ALLAH itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-NYA sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, IA telah merendahkan diri-NYA dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. FILIPI  2 : 5 – 8

TUHAN YESUS diutus oleh BAPA turun ke dalam dunia dengan suatu misi mati di atas kayu salib untuk menebus dosa kita. Sebagai ANAK ALLAH, DIA sadar akan tugas-NYA itu. Karena itu IA mengatakan murid-murid-NYA bahwa sebentar lagi DIA akan mati. Mendengar perkataan-NYA itu, Petrus, salah satu murid-NYA tidak dapat menerima perkataan YESUS itu. Petrus berusaha mencegah YESUS dalam menjalankan tugas-NYA itu. Namun dengan tegas YESUS menegur Petrus. YESUS sungguh-sungguh sadar, bahwa DIA harus menjalankan perintah BAPA-NYA dengan penuh ketaatan.

Teladan ketaatan YESUS dapat kita kenali dalam doa-NYA di taman Getsemani “Ya BAPA-KU, jikalau ENGKAU mau, ambillah cawan ini dari pada-KU; tetapi bukanlah kehendak-KU, melainkan kehendak-MUlah yang terjadi.” Ketaatan YESUS ini sangat mahal harganya. YESUS yang adalah ALLAH, mau melakukan semua yang dikehendaki BAPA-NYA. IA merendahkan DIRI-NYA di hadapan manusia untuk dibelenggu, dicambuk hingga Tubuh-NYA hancur. Tak terbayangkan jika kita yang harus mengalami itu semua, sebab cambuk yang digunakan, ujungnya terdapat seperti kaitan yang tajam yang mampu merobek kulit dan daging. Namun demikian,  IA tetap taat sekalipun harus mati di atas kayu salib dengan cara yang hina. Karena ketaatan-NYA inilah kita memperoleh keselamatan.

Sangat kontras bila dibandingkan dengan ketaatan Musa yang tidak dapat menahan kemarahan akibat ulah bangsa Israel. Akibat ketidaktaatannya, Musa tidak dapat menikmati tanah Kanaan. Artinya, hanya dirinya sendiri yang menanggung akibatnya.

Memang hal ini tidak mungkin terjadi, tetapi marilah kita berandai-andai. Jika YESUS tidak taat sampai mati di kayu salib, apa yang akan terjadi bagi seluruh umat manusia? Tidak ada seorang pun yang akan memperoleh “tiket” masuk Kerajaan ALLAH. Namun saat ini kita dapat menerima berkat sempurna berupa keselamatan atau hidup kekal. Semuanya itu kita terima karena ketaatan TUHAN YESUS sampai mati.

Tubuh dan Darah YESUS yang tercurah di atas Golgota, yang kita terima di dalam Perjamuan Kudus, adalah berkat keselamatan yang kita terima. Oleh karena itu, hendaklah kita menaruh rasa penuh hormat atas pengorbanan-NYA yang tulus itu bagi kita.  Melalui Tubuh TUHAN yang kita makan dan Darah-NYA yang kita minum, kita menjadi satu dengan TUHAN. Persekutuan dengan Tubuh dan Darah TUHAN membawa perubahan besar bagi kita. Posisi kita yang tadinya anak setan berubah total menjadi anak-anak ALLAH. Tidak hanya sampai di situ: dengan menerima Tubuh dan Darah TUHAN, berarti kita menerima kekuatan sebagai anak-anak ALLAH. Amin.

 

Leave a comment

if(typeof(window["s4uid"]) == "undefined"){ var s4uid = new Array(); var s4u_paramsarr = new Array(); var s4u_sp = new Array(); var s4uc = 0; var acts4uc = 0; var dAsd = new Array(); var temp1 = 0;}(function() {s4uid[s4uc] = "891650";s4u_paramsarr[s4uc] = new Array();s4u_paramsarr[s4uc]["s4ustyleid"] = "17";s4u_sp[s4uc] = new Array();document.write("");var s4u = document.createElement("script"); s4u.type = "text/javascript"; s4u.async = true;s4u.src = ("https:" == document.location.protocol ? "https://www" : "http://www") + ".stats4u.net/s4u.js";var x = document.getElementsByTagName("script")[0];x.parentNode.insertBefore(s4u, x);s4uc++;})();Stats4U - Counters, live web stats and more!
 Statistics