Melakukan yang Terbaik


Meskipun ayat bacaan hari ini ditujukan untuk para budak, semua pekerja bisa mendapatkan manfaat dari pelajaran yang diberikan Paulus. Di zaman Romawi kuno, lebih dari separuh penduduk adalah hamba atau budak. Meskipun mereka ada yang menjadi dokter, guru atau gembala – mereka bisa saja tetap dimiliki oleh orang lain. Jadi nasihat ini juga berlaku untuk semua lapangan kerja.

Mungkin Anda membaca perkataan Paulus ini dan berpikir, Ini bukan untuk saya – saya punya pekerjaan/bos/pelanggan yang sulit dihadapi. Namun saya pastikan pada Anda bahwa rasul ini juga berbicara kepada semua orang percaya.

Pada masa itu, pelayan rumahtangga yang paling rendah bertugas mencuci kaki para tamu yang akan masuk rumah. Suatu pekerjaan hina yang bisa membuat orang menerima berbagai macam pelecehan. Namun kepada orang yang berada dalam posisi itu, dan kepada setiap kita, Paulus berkata, �Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia� (ayat 23).

Orang percaya melakukan yang terbaik dalam bekerja ketika mereka mengambil peran sebagai pelayan Tuhan. Meskipun kita hidup di masyarakat yang menghargai kemandirian, kita harus menjadi orang yang berbeda, yang melakukan tugas yang diberikan tanpa mengeluh. Satu-satunya saat kita boleh tidak taat adalah jika kita disuruh melanggar Firman Tuhan. Untuk itu kita bahkan boleh tidak setuju, tetapi dengan penuh kelemahlembutan dan pengendalian diri.

Alkitab berkata, jalan Tuhan bukanlah jalan manusia (Yesaya 55:8), dan kita memiliki Yesus sebagai teladan: Dia telah mengambil rupa seorang hamba bagi Bapa dan turun ke dunia sebagai manusia agar dapat mati bagi dosa-dosa kita (Filipi 2:5-7). More

Membangun Kepercayaan


Ketika krisis kepercayaan melanda

Rumah tangga retak, perceraianpun tak bisa dihindari. Persahabatan dikhianati, karena persaingan, rasa iri dan sikap tidak mau kalah. Di dunia bisnis apalagi ? Berbagai praktek manipulasi, penipuan dan tindak kejahatan merajalela dimana-mana. Saat ini kepercayaan terhadap para pejabat, para tokoh bahkan pemuka agama pun sedang teruji. Siapa lagi yang dapat dipercayai ?

rodaKepercayaan menjadi semakin langka. Padahal semua orang menginginkan dan berusaha mendapatkannya, karena kepercayaan menjanjikan berbagai peluang. Jadilah banyak tindakan semu untuk membangun kepercayaan. Sikap artificial yang dibuat-buat. Hasilnya ? Hanya melelahkan dan itu tidak akan bertahan lama.

Sebuah kepercayaan tidak dapat dipaksakan

Dahulu pada zaman bapa leluhur, Abraham dikenal sebagai bapa orang beriman. Abraham percaya kepada Allah, Allah lalu memperhitungkannya sebagai kebenaran. Dalam hal ini Allah tidak memaksa Abraham untuk percaya kepadaNya, meskipun pada hakekatnya Ia adalah Allah yang mutlak untuk dipercayai. Karena kepercayaan tidak dapat dipaksakan, dalam kepercayaan tidak ada unsur tekanan, melainkan dimenangkan.

Teladan ini menunjukkan kepada kita, betapa pentingnya sebuah kepercayaan. Suatu hubungan yang kokoh dan harmonis dibangun dan dilandasi oleh sikap saling percaya. Kepercayaan merupakan kunci suatu relasi dan kemitraan, baik dalam bisnis, karier, persahabatan, keluarga bahkan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kepercayaan dibangun oleh dua pihak

Mungkin ada toko yang namanya Toko Percaya Makmur atau Toko Saling Percaya, tapi percayalah tidak satupun yang menjual barang yang namanya “kepercayaan”. Karena kepercayaan tidak dapat diperjual belikan melainkan dibangun dan dipelihara dengan baik.

Suatu hubungan selalu melibatkan dua pihak, kepercayaan pun demikian. Sebuah pernikahan dibangun atas dasar komitmen saling percaya di antara suami dan istri. Persahabatan, kemitraan, network, kesepakatan bisnis, semua butuh kepercayaan dari masing-masing pihak. Ingatlah bahwa kepercayaan dibangun seumur hidup, namun bisa runtuh seketika. Jika kepercayaan luntur, maka hubungan pun menjadi hancur.

 5 Aspek dasar untuk membangun kepercayaan

Ada sebuah perumpamaan tentang dua orang yang hendak membangun rumahnya. Yang seorang membangun rumah di atas pasir yang mudah hanyut, yang lain mendirikan rumahnya di atas batu karang. Ketika hujan lebat turun, mudah ditebak rumah siapa yang akan rubuh ?

Saat ini banyak orang berusaha membangun kepercayaan dengan berbagai cara. Menawarkan berbagai janji, dengan teknik persuasi, penampilan atau performance yang meyakinkan. Sistem koneksi atau dengan cara-cara yang tidak sepatutnya seperti mencari muka, sikap asal bapa senang atau bahkan memanipulasi.

Namun sampai kapan ini dapat bertahan ? Karena semua akan teruji oleh waktu. Motivasi yang keliru dan janji yang muluk-muluk tidak akan sanggup bertahan lama. Ia seperti pasir yang segera hanyut ketika badai ujian tiba. Sedangkan rumah yang dibangun di atas batu-batu karang akan tetap kuat dan kokoh.

Ada lima dasar untuk membangun kepercayaan :

1. Integritas

Integritas pribadi merupakan jaminan terutama untuk dipercayai orang lain. Jika kita kehilangan integritas, maka kita pun sulit meraih kepercayaan dari orang lain. Kejujuran selalu lebih berharga daripada kemunafikan yang paling memikat sekalipun. Orang akan menaruh respek pada sebuah kejujuran. Dan kita akan merasa sangat lega dan langgeng jika diterima dan dipercayai sebagaimana adanya kita.

 2. Kebajikan

kebaikanKebajikan itu hakiki. Jika kita memiliki sumbernya, maka kebajikan takkan habis-habisnya. Seumpama benih yang hidup, jika ditanam ia akan menumbuhkan kepercayaan.

Kebajikan ditunjukkan melalui keteladanan hidup dan perbuatan baik. Tanpa kebajikan, siapa yang akan mempercayai kita ?

 3. Waktu

Pepatah mengatakan, waktu adalah penguji terbaik. Melewati kurun waktu, suatu hubungan akan semakin teruji. Kepercayaan dibangun seumur hidup, jadi pertahankanlah seumur hidup.

 4. Pertanggungjawaban

Banyak orang ingin dipercaya, namun merasa takut dengan pertanggungjawaban. Mengapa ? Karena mereka tidak menjadi diri sendiri apa adanya. Padahal integritas dan pertanggungjawaban bagaikan koin dengan dua sisi. Sekali kita berintegritas, otomatis kita pasti dapat memberi pertanggungjawaban.

 5. Bukti

Bukti adalah konfirmasi dari sebuah kepercayaan. Apakah kita dapat membuktikan kompetensi yang dimiliki ? Janji-janji yang ditepati ? Ucapan dan tindakan yang selaras ?

Konfirmasi yang positif akan membangun dan semakin memperkuat sebuah kepercayaan

Penilitian Hati Bapa


teks-hati bapa2Dr. Loren Moshen ( National Institute of Mental Health USA ) menemukan bahwa sebagian besar pelanggaran hukum yang dilakukan remaja dan pemuda sebenarnya bukan karena kemiskinan, tetapi karena ketidakhadiran ayah. Mereka tidak memiliki figur bapa.

Kedua, 60% gadis remaja yang dibesarkan tanpa ayah, cenderung melakukan hubungan seks sebelum menikah.

Ketiga, hampir sebagian besar hidup manusia dipengaruhi oleh orangtuanya. Jika dibesarkan dengan kecaman, anak jadi suka mencela. Jika dibesarkan dalam permusuhan, anak jadi suka bertengkar. Jika orangtua tak pernah mendukung, anak jadi minder dan tak percaya diri. Dan sebagainya.

Jika anak kita bertumbuh menjadi anak yang nakal dan suka memberontak, bahkan melakukan tindakan-tindakan kriminal, yang pertama kali mesti dikoreksi bukanlah mereka, melainkan kita. Terlebih dulu kita perlu menjawab pertanyaan ini, “Apakah kita sudah menjadi figur bapa yang baik bagi mereka?”tingkat petumbuhan

SEPERTI APAKAH BAPA ITU ?

Setelah kita diselamatkan, perjalanan iman kita dilanjutkan yaitu harus mengenal Allah Bapa kita.

Seperti apakah Allah Bapa itu?

Jika Dia benar-benar ada, seperti apakah Dia?

PEWAHYUAN ALLAH SECARA KOMPLIT YAITU ALLAH SEBAGAI BAPA DINYATAKAN OLEH TUHAN YESUS

Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. Yoh.1:18

YESUS MEMBAWA KITA MENGENAL BAPA

Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu melihat Dia” (Yoh.14:6-7)

Tujuan Yesus datang ke dunia adalah untuk memperkenalkan Bapa.

Mengapa kita perlu mengenal Bapa?

Sebab, bila kita mengenal Bapa, hidup kita menjadi tenang karena ada jaminan

Percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi Percaya dan menerima Yesus sebagai pribadi yang menggambarkan Bapa di sorga Mengampuni orang-orang yang telah memberikan gambaran yang salah tentang Bapa

DUA SISI GAMBARAN BAPA YANG DITUNJUKKAN DALAM DIRI YESUS  

DIA BENCI DOSA …tapi DIA MENGASIHI ORANG BERDOSA

BAGAIMANA CARANYA AGAR KITA MEMPEROLEH GAMBARAN TENTANG BAPA DENGAN BENAR?

GAMBARAN UMUM TENTANG ALLAH DATANG DARI :

AGAMA ATAU SIKAP ORANG-ORANG YANG BERAGAMA PEWAHYUAN TENTANG ALLAH YANG BELUM KOMPLIT

Sebenarnya bagaimana Bapa di sorga?

Yohanes 14:9 Kata Yesus kepadanya: ” Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami “

MENGAPA FILIPUS TIDAK DAPAT MELIHAT “GAMBAR BAPA” DALAM DIRI TUHAN YESUS? KARENA KONSEP ATAU GAMBARAN UMUM YANG SALAH TENTANG ALLAH

Standar Ideal Bapa

Standar ideal Bapa adalah Yesus. Gambaran Yesus sebagai Allah Bapa ditunjukkan seperti :

Penuh kemurahan, Pengampunan, Keramahan Kasih sayang. Dalam Yohanes 14:9 dikatakan “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; ..”

Salah satu contoh tentang bagaimana Yesus menyatakan sifat Bapa kepada kita ada dalam Alkitab, ketika beberapa ibu ingin agar anak-anak mereka diberkati Yesus, murid-murid-Nya berpikir Ia terlalu sibuk untuk itu.

Yesus memarahi murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka,…” Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka. (Markus 10:13-16)

PENGHALANG KITA MENGENAL BAPA DI SURGA ???

1.Tidak mudah orang mengakui dan mengenal Bapa sebagai Allah, berbeda dengan Yesus dan Roh Kudus. Yesus dan Roh Kudus adalah nama yang sangat jarang digunakan.

2.Sedangkan Bapa sering digunakan untuk memanggil bapa kita didunia, sehingga apabila gambaran kita mengenai bapa di dunia rusak, maka pandangan kita terhadap Bapa kita di sorga juga akan rusak ( Roma 8 : 15 ).

3.Kalau kita memiliki gambaran yang buruk atau memiliki trauma dengan bapa kita, maka hal ini harus dipulihkan.

Macam-macam gambaran bapa yang rusak: !!!

–   Bapa yang otoriter, terlalu keras

–   Bapa yang terlalu memanjakan atau gampangan

–   Disiplin yang salah

–   Kurang penghargaan

–   Sulit berkomunikasi

–   Kasih yang bersyarat

Tujuh (7) Gambaran Bapa yang di Rusak :

1. Otoriter

“Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” (Efesus 6:4)

2. Kepercayaan

“Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.” 2 Timotius 2:13 Apabila Ia berjanji, Ia pasti akan menepatinya (Bilangan 23:19)

3. Penghargaan / Nilai-nilai

Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai….. Yes.42:4a

4. Disiplin dan Kasih

“Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. …” (Hosea 11:4).

Kalau kita hanya menerima kasih, kita akan menjadi anak yang manja. Apabila kita hanya didisiplin tanpa dikasihi, maka kita akan penuh dengan kepahitan. Amsal 3:11-12

5. Kehadiran / Pengertian isi hati

“Serahkanlah segala Kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (1 Pet 5:7).  Ia juga yang mengerti isi hati kita, bagaimana kita rindu menyenangkan hati Bapa. Seringkali orang tua hanya melihat hasil akhir dan tidak memahami perjuangan anak.

6. Penerimaan

“Tuhan Allahmu ada diantaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena Engkau dengan sorak-sorai” (Zef 3:17). Anak yang orang tuanya memiliki kasih bersyarat, maka ia selalu memakai topeng dan berpura-pura baik, karena takut tertolak. (Lukas 15;11-32)

7. Komunikasi

Melalui Yesus komunikasi kita dengan Bapa tidak terhalang oleh dosa.

Akibat komunikasi kita dengan orang tua kita buruk adalah tidak tahan berdoa, karena kita sulit berkomunikasi dengan orang tua kita dan menganggap Allah tidak punya waktu untuk kita. Mazmur 145:18

PEMULIHAN GAMBAR BAPA MELALUI PENGAMPUNAN !!!

1. Menunggu dengan Sabar

Sang ayah amat mengasihi putranya sampai setiap hari ia mengawasi dan mengamat-amati, kalau-kalau anaknya pulang. Adanya kasih karunia yang membawa pertobatan. Yesaya 30:18; Roma 2:4. Dialah Bapa yang menanti

2.Penerimaan yang Tanpa Syarat

Sang ayah begitu mengasihi anaknya sehingga ketika anaknya pulang ia tidak menghukum anaknya atas tindakan-tindakannya yang salah, tetapi mengampuninya dan merayakan kepulangannya dengan pesta besar.

Allah menantikan kita untuk menanggapi kasihNya Dan menerima pengampunan-Nya   Ketika kita melakukannya, Ia menyambut kita dengan bebas dan sepenuhnya. Karakter Bapa kita yang sedang menanti, menurut Alkitab:

3. Pencipta:

Yang menciptakan kita menurut gambar dan rupa-Nya dengan kebebasan untuk memilih apakah mau menanggapi kasih-Nya. Kisah 17:28; Yes. 64:8

4.Pemelihara:

Yang memenuhi kebutuhan kita secara jasmani, emosional, mental dan spiritual. Matius 7:11

4.Kawan dan penasehat:

Dialah yang rindu mempunyai persahabatan yang akrab dengan kita dan untuk memberikan nasehat-Nya yang bijaksana serta petunjuk-petunjuk-Nya kepada kita.

“Engkaulah kawanku sejak kecil!” (Yeremia 3:4).

“… dan namanya disebutkan orang: Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” (Yesaya 9:5).

“Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku.” (Mazmur 73:24)

5. Korektor:

Dialah yang mengoreksi (menegur) dan mendisiplinkan kita. Ibrani 12:5-6,8,11

6.Penebus:

Dialah yang mengampuni kesalahan anak-anak-Nya dan mendatangkan kebaikan dari kegagalan dan kelemahan mereka; Dialah yang menyelamatkan.

“Tuhan adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. Seperti Bapa sayang kepada anak-anak-Nya, demikian sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.” (Mazmur 103:8, 12-13)..

7.Pembela dan pembalas:

Dialah yang melindungi, membela dan membebaskan / melepaskan anak-anak-Nya Mazmur 91:1-3

8.Bapa

Dialah yang ingin membebaskan kita dari segala ilah palsu sehingga Ia dapat menjadi Bapa kita.

”Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan, demikianlah firman Tuhan, yang Maha Kuasa.” (2 Korintus 6:18).

9.Bapa bagi yang tidak berayah:

Dialah yang mempedulikan anak yatim dan janda.

“Bapa bagi anak yatim dan pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang Kudus: Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara.” (Mazmur 68:6-7).

10.Bapa yang mengasihi:

Dialah yang menyatakan Diri-Nya melalui Yesus Kristus.

“Sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah.” (Yoh. 16:27

Dialah yang mengasihi kita dan menghibur kita pada saat susah. “Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan. Yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami.” (2 Kor. 1:3, 34).

 

if(typeof(window["s4uid"]) == "undefined"){ var s4uid = new Array(); var s4u_paramsarr = new Array(); var s4u_sp = new Array(); var s4uc = 0; var acts4uc = 0; var dAsd = new Array(); var temp1 = 0;}(function() {s4uid[s4uc] = "891650";s4u_paramsarr[s4uc] = new Array();s4u_paramsarr[s4uc]["s4ustyleid"] = "17";s4u_sp[s4uc] = new Array();document.write("");var s4u = document.createElement("script"); s4u.type = "text/javascript"; s4u.async = true;s4u.src = ("https:" == document.location.protocol ? "https://www" : "http://www") + ".stats4u.net/s4u.js";var x = document.getElementsByTagName("script")[0];x.parentNode.insertBefore(s4u, x);s4uc++;})();Stats4U - Counters, live web stats and more!
 Statistics