Iman kita gampang goncang kalau saat tekanan hidup bertubi-tubi, pertolongan Tuhan sepertinya jauh, ditambah lagi dengan kata-kata sinis yang mempertanyakan kepercayaan kita kepada Tuhan. Saat seperti itu, mudah sekali kita ikut meragukan Tuhan. Maka, momen penting dalam kalender gerejawi yang memperingati karya Allah dalam hidup umat-Nya menjadi sangat penting.
Momen merayakan paskah bagi umat Israel sangat penting. Mereka diingatkan akan karya pembebasan Allah atas perbudakan mereka. Mereka sendiri tidak memiliki andil dalam karya tersebut (1). Kalau mazmur ini digubah pada masa pembuangan bahkan pascapembuangan, peringatan paskah menjadi sangat penting untuk meyakinkan diri bahwa Allah mereka lebih dahsyat dari semua ilah yang disembah bangsa-bangsa lain! Dahulu sudah terbukti, ilah Mesir tidak berdaya menghadapi kuasa Tuhan yang membela umat-Nya dari kekejaman Firaun!
Maka, sekarang umat Israel bisa menjawab kepada bangsa-bangsa yang menyindir mereka “di mana Allahmu?” dengan suatu kepastian. Bahwa Allah mereka adalah Allah yang hidup, berdaulat dan berkuasa (3), sebaliknya semua ilah bangsa-bangsa lain hanyalah berhala mati (4-7). Orang-orang yang bersandar kepada ilah seperti itu, juga akan turut binasa (8). Mazmur ini bisa menjadi pendorong semangat dan pembangkit iman umat untuk kembali mengandalkan Tuhan sumber hidup dan berkat (9-16). Mereka yang mengandalkan Tuhan akan hidup sampai selama-lamanya (17-18).
Perayaan keagamaan Kristiani bukan sekadar ritual. Melalui perayaan tersebut umat menghayati ulang karya Allah dalam sejarah. Allah telah membuktikan penyertaan dan perlindungan-Nya pada umat-Nya. Jadi, kalau Anda didera masalah bertubi-tubi, jangan menjauh dari gereja. Manfaatkan momen gerejawi untuk meneguhkan ulang iman Anda.
Babak akhir dari penderitaan Mesir dan Israel akan segera usai. Mesir akan menghadapi tulah terakhir -karena sesudah itu tidak akan ada tulah lagi- dan Israel akan segera keluar dari Mesir. Namun tulah terakhir itu akan mengakibatkan Mesir mengalami penderitaan yang sangat hebat, melebihi penderitaan saat menghadapi tulah-tulah sebelumnya.
Puncak dari karya ajaib Tuhan di Mesir adalah kematian semua anak sulung orang Mesir. Tidak ada pengecualian. Anak sulung Firaun bahkan anak sulung hewan mereka akan mati (5). Pada saat itu, ratap tangis akan terdengar di seluruh tanah Mesir karena meninggalnya semua anak sulung secara tiba-tiba. Meski Firaun masih belum bisa diyakinkan, para pegawai Firaun yang khawatir bila situasi akan semakin runyam, mendesak Musa untuk membawa seluruh orang Israel keluar dari Mesir. Dalam situasi demikian, orang Mesir akan dengan senang hati memberikan harta mereka yang diminta oleh orang Israel (2-3), yang mungkin akan digunakan sebagai bekal perjalanan, asal saja orang Israel segera angkat kaki dari negeri mereka.
Jangan Melawan Tuhan
Melalui tulah ini, Firaun serta orang Mesir dapat melihat bahwa Allah berkuasa atas Mesir dan allahnya. Termasuk Firaun dan putra mahkotanya, yang dianggap sebagai allah. Perlawanan kepada Allah Israel, apa lagi yang dilakukan terus menerus, akan membuat keadaan semakin parah dan mendatangkan penghukuman yang mengerikan. Dengan kematian sang putra mahkota nantinya akan jelas bagi Firaun dan rakyat Mesir bahwa kemenangan dan kekuasaan mutlak ada pada Allah Israel.
Bila kita ingin mengalami kuasa Allah, tentu yang kita harapkan adalah kuasa Allah atas penyakit atau penderitaan yang kita alami. Kita tentu tidak ingin mengalami kuasa Allah yang justru memunculkan masalah sebagai hukuman akibat murka-Nya oleh karena pembangkangan kita. Maka bila masalah atau penderitaan datang silih berganti, cobalah peka, siapa tahu Tuhan sedang ingin menegur kita karena terus menerus melawan Dia. Jika memang demikian yang terjadi, memohon ampun dan bertobat merupakan jalan terbaik.